Sesi pertanyaan. Ummu Su’ud bertanya bahwa dirinya sering mendapatkan gangguan dari sebagian kerabatnya. Hal tersebut membuatnya sedih dan terluka. Ia pun terus-menerus teringat gangguan itu, hingga terkadang ia mendoakan keburukan bagi orang yang telah menyakiti dan menzaliminya. Apakah perasaan yang dirasakan ini, seperti sedih dan duka, serta tindakan mendoakan keburukan untuk orang yang menzaliminya, apakah dibolehkan atau tidak?
Allah telah menetapkan dunia sebagai tempat ujian dan musibah-musibah. Tidak ada seorang pun yang selamat dari musibah di dunia ini, sehebat apa pun derajatnya.
Oleh karena itu, setiap insan hendaknya merenungi keadaan orang-orang yang tertimpa musibah, terutama apa yang menimpa para nabi ‘alaihimus salam. Mereka pun disakiti di jalan Allah karena mereka menyeru kepada tauhid dan memerintahkan untuk beribadah kepada Allah Jalla wa ‘ala.
Salah satu bentuk gangguan terbesar yang menimpa mereka, justru datang dari keluarga mereka sendiri. Maka lihatlah keadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apa yang dilakukan oleh pamannya, saudara kandung ayah beliau, Abu Lahab, bagaimana ia mencela dan merendahkan kedudukan Rasulullah. Lihat pula apa yang dilakukan oleh sepupu beliau lainnya dari kalangan Quraisy.
Meskipun demikian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap bersabar atas gangguan mereka. Beliau menanggung segala bentuk penderitaan yang menimpa beliau. Demikianlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang kita diperintahkan untuk mencontohnya.
Ketika dikatakan kepada beliau: “Doakan keburukan atas Quraisy!” Beliau justru berdoa: “Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengerti.” Ini menunjukkan kepada Anda bahwa seorang insan hendaklah mengharapkan pahala dengan mendoakan kebaikan bagi kerabatnya, meskipun mereka menyakitinya.
Adapun berkaitan dengan ucapan: “Cukuplah Allah bagiku” atau “Allah akan membelaku,” maka tidaklah mengapa mengucapkannya.
Namun, selayaknya ketika Anda berdoa agar Allah menghentikan gangguan kerabat Anda, niatkanlah agar Allah meringankan dosa dan kesalahan mereka. Dengan niat seperti ini, Anda bisa mendapatkan pahala dari silaturahmi, dan agar ini menjadi sebab Anda meraih pahala yang setara dengan pahala mereka, ketika mereka meninggalkan perkara haram karenanya. Dengan begitu, itu menjadi sebab bagi Anda untuk memperoleh pahala dan ganjaran dari Allah.
====
الْأَسْئِلَةُ أُمُّ سُعُودٍ سَأَلَتْ تَقُولُ إِنَّهَا تَتَعَرَّضُ لِبَعْضِ الْأَذَى مِنْ بَعْضِ أَقَارِبِهَا وَبِسَبَبِ ذَلِكَ تَشْعُرُ بِنَوْعٍ مِنَ الْحُزْنِ وَدَائِمًا تَتَذَكَّرُ مِثْلَ هَذَا الْأَمْرِ وَرُبَّمَا تَدْعِي عَلَى مَنْ آذَاهَا وَظَلَمَهَا هَلْ مِثْلُ هَذِهِ الْمَشَاعِرِ الَّتِي تَشْعُرُ بِهَا مِنَ الْحُزْنِ وَمِنَ الْأَسَى وَمِنْ أَيْضًا الدُّعَاءِ عَلَى مَنْ ظَلَمَهَا هَلْ فِي ذَلِكَ بَأْسٌ أَمْ لَا؟
قَضَى اللَّهُ الدُّنْيَا عَلَى أَنْ تَكُونَ مَحَلَّ إِيْلَامٍ وَمَحَلَّ مَصَاعِبَ وَلَا يَسْلَمُ فِي الدُّنْيَا أَحَدٌ مِنْ أَنْ يَنَالَهُ شَيْءٌ مِنَ الْمَصَائِبِ مَهْمَا بَلَغَتْ مَنْزِلَتُهُ
وَلِذَلِكَ عَلَى الْإِنْسَانِ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى أَحْوَالِ هَؤُلَاءِ الْمُصَابِيْنَ وَمِنْ ذَلِكَ مَا أُصِيبَ بِهِ أَنْبِيَاءُ اللَّهِ عَلَيْهِمُ السَّلَامُ فَقَدْ أُوْذُوا فِي اللَّهِ مِنْ أَجْلِ كَوْنِهِمْ دَعَوْا إِلَى التَّوْحِيْدِ وَأَمَرُوا بِعِبَادَةِ اللَّهِ جَلَّ وَعَلَا
وَكَانَ مِنْ أَعْظَمِ مَا نَالَهُمْ مِنَ الْأَذَى مِنْ قَرَابَاتِهِمْ وَلِذَا انْظُرْ إِلَى حَالِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَمَا فَعَلَهُ مَعَهُ عَمُّهُ أَخُو وَالِدِهِ أَبُو لَهَبٍ وَكَيْفَ أَنَّهُ كَانَ يُسَفِّهُ بِهِ وَيَسْتَنْقِصُ مِنْ مَكَانَتِهِ انْظُر إِلَى مَا فَعَلَهُ بَقِيَّةُ أَبْنَاءِ عَمِّهِ مِنْ قَبِيلَةِ قُرَيْشٍ
وَمَعَ ذَلِكَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ وَيَتَحَمَّلُ مَا يَنَالُهُ مِنْ أَنْوَاعِ الْأَذَى فَهَذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي أُمِرْنَا بِالِاقْتِدَاءِ بِهِ
وَلَمَّا قِيلَ لَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اُدْعُ عَلَى قُرَيْشٍ قَالَ اللَّهُمَّ اهْدِ قَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ مِمَّا يَدُلُّكَ عَلَى أَنَّ الْإِنْسَانَ يَنْبَغِي بِهِ أَنْ يَحْتَسِبَ الْأَجْرَ فِي الدُّعَاءِ لِقَرَابَتِهِ وَلَوْ كَانُوا يُؤْذُونَهُ
وَأَمَّا بِالنِّسْبَةِ لِقَوْلِ حَسْبِيَ اللَّهُ أَوْ يَكْفِيْنِي اللَّهُ فَهَذَا لَا حَرَجَ عَلَى الْإِنْسَانِ فِيهِ
فَيَنْبَغِي بِكَ مَتَى دَعَوْتَ لِقَرَابَتِكَ بِأَنْ يَكُفَّ اللَّهُ أَذَاهُمْ عَنْكَ أَنْ تَنْوِيَ بِذَلِكَ أَنْ تُخَفِّفَ مِنْ آثَامِهِمْ وَأَنْ تُقَلِّلَ مِنْ ذُنُوبِهِمْ لِتَنَالَ بِذَلِكَ أَجْرَ صِلَةِ الرَّحِمِ وَلِيَكُونَ هَذَا مِنْ أَسْبَابِ نَيْلِكَ لِأَجْرِ الْمُمَاثِلَةِ لِأُجُورِهِمْ الَّتِي تَرَكُوا الْأَمْرَ الْمُحَرَّمَ مِنْ أَجْلِهَا وَبِالتَّالِي يَكُونَ هَذَا مِنْ أَسْبَابِ نَيْلِكَ لِلْأَجْرِ وَالثَّوَابِ